Bonn sebetulnya termasuk salah satu kota di Jerman yang udaranya tergolong hangat, setidaknya kalau dibanding kota-kota lainnya di sebelah Selatan. Sejak kami tinggal di bekas ibukota Jerman Barat ini, suhu terendah di Bonn 'hanya' 0 derajat di siang hari atau minus 5 kalau malam.
Salju di Bonn juga sangat 'pelit', winter tahun lalu hanya sekali turun salju, itupun butiran-butiran kecil yang langsung lenyap dalam beberapa menit saja.
Winter sekarang juga sama saja, memang sih sampai Maret ini saljunya sudah turun dua kali, dan lebih lebat serta lumayan lama hingga membuat pohon, rumput, dan genting rumah berwarna putih. Tapi ya begitulah Bonn, tidak sampai 30 menit kemudian warna putih itu pun lenyap disemprot sinar matahari.
Saking jarangnya, saat salju yang sebetulnya cuma 'netes' ini turun, kami pun heboh mengabadikannya. Jiddane, si bungsu, menyebut salju itu sebagai hujan es batu...ya, dia memang suka sekali 'ngemil' es batu dari kulkas, jadi pas lihat salju yang warna dan bentuknya sama itu, ia pun segera 'mengenalinya'. Tahun lalu, saat kami naik ke puncak pegunungan Alpen di Zugspitse Austria, di mana terdapat salju abadi, Jiddane pun 'menyicipinya' bak es batu dari kulkas, padahal es itu habis diinjaknya sendiri. Ah, namanya juga bocah...
Tahun kedua ini kami tidak terlalu bernafsu menyambut musim dingin. Dulu, sebelum berangkat ke Jerman, kami memang sangat penasaran ingin tahu bagaimana rasanya hidup dalam suasana Winter, dan pada saatnya tiba, kami cenderung menikmati udara dingin yang terasa menusuk itu, maklum di Indonesia kan tidak ada, jadi belum biasa. Tapi, lama kelamaan terasa bahwa beraktifitas dalam suasana dingin ternyata tidak terlalu nyaman, kemana-mana harus pakai jaket tebal, kulit pun jadi pada kering.
Ternyata bukan kami saja sebagai orang asing yang tidak suka dengan musim dingin, karena nyatanya beberapa orang Eropa sendiri tidak menyukainya, cuma mereka tentu tidak punya pilihan, karena pergantian musim di setiap tempat adalah 'kehendak alam' atas Kuasa-Nya.
Kadang aku berfikir, Tuhan telah memberikan iklim yang terbaik buat Indonesia, sayangnya, seperti yang Awan, kawanku, pernah nyeletuk, Negeri ini masih sering dijuliki “Negeri seribu satu masalah”…Ahh masa sih!
----------
updated: beberapa hari setelah menulis coretan ini, hujan salju di Bonn turun selama 3 hari berturut-turut. Bonn pun sejenak memutih...Ilustrasi foto adalah bagian depan apartemen kami di Bonn, diambil pada 25 Maret 2008.
March 3, 2008
Winter Kedua di Bonn...
Posted by Oman Fathurahman at 3/03/2008 04:50:00 PM
Labels: Pernak-pernik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment