AKHIRNYA, buku yang berasal dari disertasi saya di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia ini dapat diterbitkan.
Sejak selesai saya tulis pada tahun 2003 —di bawah judul “Tarekat Syattariyah di Dunia Melayu-Indonesia: Penelitian atas Dinamika dan Perkembangannya Melalui Naskah-Naskah di Sumatra Barat”—, penerbitan disertasi ini telah beberapa kali direncanakan. Akan tetapi, rencana itu selalu saya tangguhkan karena untuk versi buku, awalnya saya ingin memperluas cakupan pembahasan-nya, tidak terbatas pada tarekat Syattariyah di Sumatra Barat saja, melainkan juga di sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.
Saya memiliki keyakinan bahwa jaringan tarekat Syattariyah di Indonesia ini bisa ditelusuri sanad dan silsilahnya melalui kajian atas naskah-naskah tentang tarekat Syattariyah yang banyak tersebar dalam berbagai bahasa, khususnya Arab, Melayu, Sunda, dan Jawa.
Akan tetapi, meski lima tahun sudah berlalu, nyatanya saya belum memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian lanjutan yang serius terhadap sumber-sumber lokal di wilayah lainnya, khususnya yang berupa naskah-naskah tulisan tangan (manuscript), tentang tarekat Syattariyah tersebut. Untuk sementara, saya terpaksa harus melupakan keinginan memberi judul buku ini sebagai “Tarekat Syattariyah di Indonesia”, karena klaim tersebut meniscayakan pembahasan tentang tarekat Syattariyah di semua wilayah di Indonesia.
Meskipun demikian, dibanding dengan disertasi asalnya, cakupan pembahasan dalam buku ini telah mengalami perluasan dengan tambahan analisis terhadap representasi naskah Sunda yang saya sebut sebagai naskah “versi Kuningan”, serta dua naskah Jawa, masing-masing “versi Cirebon” dan “versi Giriloyo”. Ketiga versi naskah tersebut disertakan dalam pembahasan sebagai bahan perbandingan untuk melihat sejauh mana kekhassan dinamika dan perkembangan tarekat Syattariyah di Sumatra Barat yang tetap menjadi perhatian utamanya.
Harapan saya, di kemudian hari, penelitian tentang tarekat Syattariyah yang berbasiskan pada sumber-sumber tertulisnya ini dapat terus dilakukan dan dikembangkan di wilayah-wilayah lainnya di mana saja tarekat ini berkembang, sehingga pada gilirannya kita bisa mendapat gambaran utuh tentang sejarah sosial intelektual tarekat Syattariyah di Indonesia, baik menyangkut sanad dan silsilahnya maupun ajaran dan ritualnya.
Atas hadirnya buku ini di tangan pembaca, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Achadiati Ikram, Prof. Dr. Azyumardi Azra, dan Dr. Muhammad Luthfi, yang telah memberikan bimbingan selama saya melakukan penelitian dan penulisan disertasi, yang kemudian terbit menjadi buku ini. Belakangan, saran perbaikan serta masukan juga saya peroleh dari Prof. Dr. Edwin Wieringa, saat saya berkesempatan menjadi peneliti tamu di Malaiologischer Apparat am Orientalischen Seminar, Universität zu Köln, sejak Agustus 2006 hingga April 2008 atas beasiswa dari Yayasan The Alexander von Humboldt, Jerman.
Kemudian, Prof. Dr. Henri Chambert-Loir adalah nama yang tidak mungkin saya lupakan. “Pak Henri” lah orang terdepan yang meretas jalan bagi saya untuk menekuni bidang kajian pernaskahan ini, selain Prof. Dr. Nabilah Lubis, MA. Pak Henri pula yang dengan sangat antusias menyambut rencana penerbitan buku ini, serta menyarankan beberapa penyempurnaan, terutama dengan penambahan informasi keberadaan naskah Syattariyah “versi Giriloyo” yang telah disunting oleh Drs. Mujib. Kepada nama yang disebut terakhir ini, saya sangat berterima kasih atas izin untuk “meminjam” hasil analisisnya terhadap naskah tersebut, karena saya sendiri belum sempat membacanya secara langsung.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada The Indonesian International Education Foundation (IIEF), saat itu melalui Dr. Irid Agoes sebagai Direktur Eksekutifnya, dan Fenty Setiasih sebagai asisten Program Officer, yang telah memberikan beasiswa penuh selama kuliah dan penelitian.
Dalam hal pencarian sumber-sumber primer penelitian, khususnya yang berupa naskah-naskah tulisan tangan di Sumatra Barat, tidak ada lagi yang paling berjasa selain kawan-kawan di Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat, khususnya M. Yusuf, Yusriwal (alm.), dan Pramono, yang dalam beberapa kesempatan, tanpa kenal lelah, siang dan malam, mengantar saya mengunjungi surau-surau serta mempertemukan dengan para pemilik naskah-naskah tersebut, dan juga Adriyetti Amir, Zuriati, Pramono, Ivan Adilla, Sudarmoko, dan Nasrul Azwar, yang sering menjadi kawan diskusi. Beberapa ilustrasi foto dalam buku ini juga diperoleh dari koleksi foto M. Yusuf dkk.
Tentu saja, saya harus berterima kasih kepada para pemilik naskah, khususnya Buya Haji Maulana Abdul Manaf Amin al-Khatib (w. 2006), dan Bapak Agus Salim, yang bersedia meminjamkan sebagian dari koleksi naskahnya untuk menjadi sumber utama buku ini. Dari Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang, saya juga dengan mudah mendapatkan sumber-sumber tambahan atas bantuan dan jasa baik sejumlah kolega, antara lain: Prof. Dr. Hj. Hayati Nizar, Drs. Yulizal Yunus, Dr. Zaim Rais, MA, dan Fakhrurozi, S.Ag.
Ketika mengolah sumber-sumber yang telah terkumpul itu, beberapa kawan sering memberikan masukan dan saran sehingga semakin memperkaya analisis dan perspektif saya dalam menulis. Mereka, antara lain, adalah: Dr. Jamhari, Dr. Fuad Jabali, dan Dr. Jajat Burhanudin. Atas kontribusi mereka, saya sampaikan penghargaan yang setulus-tulusnya.
Kepada beberapa lembaga, saya juga ingin menghaturkan terima kasih atas berbagai dukungannya: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Universitas Leiden, Ecole française d’Extrême-Orient (EFEO) Jakarta, KITLV Jakarta, TOTAL Indonésie, Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia, Manassa, organisasi tempat saya berkiprah di bidang pernaskahan, Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, khususnya kepada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, yang telah memberikan keleluasaan bagi saya untuk meninggalkan sebagian kewajiban sebagai tenaga pengajar saat melakukan penelitian, dan kepada Penerbit Prenada Media Group atas kesediaannya bekerja sama menerbitkan buku ini.
Pada tahap akhir, tata letak dan semua persiapan teknis penerbitan dilakukan oleh Ade Pristie Wahyo di EFEO. Untuk itu, saya ucapkan banyak terima kasih. Kalau pun masih ada kekeliruan di dalam buku ini, semuanya adalah tanggung jawab saya sendiri.
Akhirnya, semua hasil jerih payah ini saya persembahkan buat orang-orang terdekat yang saya cintai: ayahanda H. M. Harun, BA, Hj. Ibunda Sukesih (alm.), dan secara khusus istriku tersayang, Ida, beserta tiga permata hati: Fadli, Alif, dan Jiddane, yang seringkali harus merelakan waktu bercengkramanya karena tersita oleh kesibukan saya dalam menyelesaikan buku ini; tanpa cinta, kasih sayang, dan pengertian kalian semua, buku ini mungkin tidak akan pernah ada.
Meski buku ini baru keluar dari Percetakan pada akhir Oktober ini, tapi saya menulis prakatanya pada hari yang sangat indah dan bersejarah, 08 Agustus 2008, saat yang tepat untuk mengingat hari kelahiranku, 39 tahun yang lalu.
Pisangan Ciputat, 08-08-08
Lihat juga ringkasannya di sini.
October 29, 2008
Tarekat Syattariyah di Minangkabau: Buku Baru
Posted by Oman Fathurahman at 10/29/2008 08:58:00 AM 4 comments
Labels: Rehat
Subscribe to:
Posts (Atom)