December 16, 2006

Bercermin ke Taiwan

Penegakan hukum di Indonesia rasanya memang harus banyak berkaca ke Negara-negara lain; tidak selalu harus berkaca ke negara-negara maju di Barat atau Eropa, karena dibanding beberapa negara di Asia-Pasific saja, kita banyak ketinggalan.

Di Taiwan misalnya, baru-baru ini pihak Pengadilan menyeret dan mengadili istri Sang Presiden, Wu Shu-chen, atas tuduhan penggelapan uang Negara sebesar US $ 500.000 untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.

Padahal, pada saat diadili, Wu Shu-chen juga masih menggunakan kursi roda setelah pada tahun 1985 ditabrak Truk dalam sebuah upaya pembunuhan atas dirinya. Tapi, Pengadilan atas dirinya tetap berjalan, dan dia menghadapi ancaman hukuman penjara maksimum 7 tahun. Tentu bukan berarti tidak manusiawi, tapi penegakan hukum memang tak perlu pandang bulu. Bahwa ia terbukti bersalah atau tidak, Pengadilan yang akan menentukan, yang kita patut hargai adalah keberanian Pengadilan untuk menegakkan hukum tanpa pandang bulu itu.

Suaminya sendiri, Presiden Chen, berjanji akan mundur dari jabatannya jika Pengadilan nantinya memutuskan bahwa istrinya terbukti bersalah.

Wah, bagaimana di Indonesia? Untuk mengadili Soeharto yang sudah tidak menjabat saja sulitnya minta ampun. Alasannya pun macam-macam: sakit, sudah tua, sudah banyak berjasa, mikul duwur mendem jero….ah, kayaknya salah kaprah menerapkan budaya ketimuran….!

Budaya mengundurkan diri? itu juga tak terbayangkan di Indonesia saat ini, apalagi untuk seorang presiden…. Orang yang sudah dipecat dari DPR pun hingga 6 bulan kemudian konon masih menerima gaji penuh…huiih!


Sumber berita:
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/6181773.stm

Salajengna......