Gedung FAH, BERITA UIN Online—Setelah “puasa” guru besar selama beberapa tahun, UIN Jakarta pada awal 2014 ini kembali dapat melahirkan guru besar. Adalah Dr Oman Fathurahman guru besar baru itu.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11854/A4.3/KP/2014, dosen Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) ditabalkan sebagai Guru Besar Filologi Islam. “Secara administratif, alhamdulillah saya adalah Guru Besar Fiologi Islam pertama di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI),” ujar laki-laki kelahiran Kuningan itu.
Menurut data di Kementerian Agama, Oman merupakan satu-satunya guru besar di bidang tersebut. Sebelumnya, dosen pertama Filologi di kalangan PTAI adalah Prof. Dr. Nabilah Lubis, juga dari Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta. Akan tetapi, Guru Besar yang disandang Nabilah Lubis secara administratif adalah di bidang Bahasa dan Sastra Arab. ”Semoga capaian ini tidak membuat saya takabbur,” akunya.
Selain dikenal sebagai Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dan Direktur Pusat Studi Naskah Nusantara (Pusnira), Oman juga aktif menjadi peneliti di berbagai lembaga riset nasional dan internasional.
Hingga kini, ia tercatat sebagai peneliti senior di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta. Ia juga pernah menjadi peneliti tamu di Cologne University Jerman atas fellowship dari The Alexander von Humboldt-Stiftung (2006-2008), di Oxford Center for Islamic Studies (OXCIS) of Oxford University Inggris atas fellowship dari the Chevenning Fellowship (September-November 2010), dan terakhir sebagai Visiting Professor di ILCAA-TUFS, Tokyo (September 2012-Juli 2013).
Ketekekunan dan kecintaan Oman terhadap dunia manuskrip memang tak perlu diragukan. Dalam penelitiannya selama di Tokyo saja, Oman membaca dan menyisir sekira 648 manuskrip koleksi Museum Aceh dan 277 manuskrip koleksi-koleksi Cirebon.
Di samping itu, suami dari Husnayah Al Hudayah serta ayah dari Fadli Husnurrahman, Alif Alfaini Rahman, dan Jiddane Asykura Rahman ini juga telah men-daras 43 manuskrip koleksi Tuan Muhammad Said, dan 11 manuskrip koleksi Shiek Ahmad Basher, keduanya di Marawi City of Mindanao, yang telah didigitalkan, serta beberapa koleksi manuskrip di the British Library dan Leiden University Library. Dan, tentunya masih banyak lagi manuskrip yang ia teliti. (D Antariksa/Saifudin)
Wow! Selamat Kang Oman... Cieee.. Guru Besar Filologi Islam pertama nih...
ReplyDeleteSaya juga harus lebih giat belajar nih... biar bisa terus berkarya kaya Kang Oman...