January 25, 2007

Pokoknya 2 euro...!

Ini pengalaman pertamaku naik bus di Bonn. Sekali lagi, pengalaman pertama memang selalu sulit. Aku menginap di sebuah apartemen yang disediakan Goethe Institut, di Annaberger Str 178, tentunya atas biaya dari Yayasan the Alexander von Humboldt. Dalam apartemenku ada dua pintu kamar, yang satunya diisi oleh kawan dari Korea Selatan.

Apartemenku agak jauh dari Goethe, sehingga setiap hari aku harus naik bus. Nah, besok aku sudah harus pergi pake bus itu, padahal aku belum punya tiket. Di sini, umumnya orang menggunakan tiket bulanan yang berlaku untuk semua jenis angkutan, dengan frekuensi yang tak terbatas.

Karena belum punya tiket bulanan, aku tanya sama pemilik rumah dan kawan seapartemen itu, bagaimana saya harus beli tiket buat pergi ke Goethe, "Ah, mudah aja", kata mereka, "tinggal bayar ke supirnya langsung, harganya sekitar 2 euro".

Besoknya, dengan percaya diri aku pun berdiri menunggu bus 612 di Halte Klufterplatz. Begitu bus tiba, aku pun langsung naik dan duduk dengan tenang. "nanti begitu tiba di tujuan, aku bayar ke supirnya 2 euro", demikian gumamku dalam hati.

Dan, hanya 10 menit aku sudah sampai di Halte Stadthalle, halte yang paling dekat dengan Goethe. Aku pun bermaksud turun seraya menghampiri supir, dan "creng" aku kasih uang 2 euro; "is this right? 2 euro?", tanyaku sambil langsung siap turun, maklum aku belum tahu sama sekali bahasa Jerman.

Anehnya, aku melihat mimik sang supir yang keheranan sambil mengangkat tangan, mungkin dia bertanya, "untuk apa ini?", sayangnya karena dalam bahasa Jerman, aku pun tidak faham.
Ah, daripada pusing-pusing, aku langsung saja turun, dan aku biarkan uang 2 euro itu, "pokoknya 2 euro..!!" begitu pikirku karena ingat "petunjuk" yang aku terima kemaren....

Belakangan aku tahu, bukan begitu caranya bayar tiket, harusnya begitu naik, aku langsung bilang ke supir kemana tujuanku, nanti supir yang menentukan berapa aku harus bayar...belakangan aku juga baru tahu bahwa seharusnya aku bayar 2.20 euro, bukan 2 euro!

Ah, maklum, aku masih berpikir cara bayar ongkos di angkot Indonesia, naik dulu baru bayar, di sini, bayar dulu baru naik...

Rupanya pemilik rumah yang aku tanya kemaren juga jarang naik bus, begitu pula kawan apartemenku.....

Maaf yah pak Supir....

No comments:

Post a Comment