Kalau kita pernah naik angkutan umum, seperti angkot atau bis kota, di Padang Sumatra Barat, pasti tidak akan asing dengan suara bising musik yang memekakkan telinga....biasanya, jenis musik yang terdengar adalah berjenis kelamin rock atau sebangsanya yang menghentak-hentak...
Konon, menurut sang sopir, suara musik yang menggelegar itu sebagai daya tarik bagi penumpang, khususnya anak-anak muda agar mau menjadi penumpangnya. "Tidak ada musik, tidak ada penumpang", mungkin seperti itu ibaratnya....
Bukan hanya di Padang tentunya, di kota-kota lain pun di Indonesia kita relatif terbiasa "diganggu" ketika naik kendaraan umum, bis atau kereta, baik oleh suara musik yang sengaja dipasang oleh sang pengemudi, maupun oleh suara orang yang berteriak-teriak di HPnya.
Nah, tapi jangan coba-coba melakukan itu di dalam angkutan umum di Jepang, baik ketika naik kereta maupun bis! aturan main di hampir keseluruhan fasilitas angkutan publik di sini adalah tidak mengganggu privasi orang lain. Boleh dengerin musik, asal untuk kuping sendiri, boleh menggunakan HP, sebatas jari-jari saja yang menari, kira-kira begitu falsafahnya.
Tak heran kalau kita akan melihat aktivitas orang yang relatif "seragam" dalam sebuah kereta di Jepang: baca buku, maen game di console, ngutak-ngatik HP, atau pasang headset di telinga. Tentu bukan tidak boleh ngobrol sama sekali, sejauh suaranya masih diambang batas kewajaran.
Tentu juga bukan hanya di Tokyo, saya masih ingat ketika awal pertama kali naik bus di Bonn, Jerman, saya menerima telpon dari kolega Indonesia, dalam bahasa Indonesia, dengan suara "normal" tentunya. Saya pun mendengar sang sopir mengumandangkan sebuah pengumuman lewat mikrofonnya, tapi karena saya belum faham bahasa Jerman, saya tidak terpengaruh.
Barulah saya sadar ketika semua mata memandang saya, ternyata sang sopir mengingatkan aturan main yang harus dipatuhi untuk tidak berisik... bitte!
Jadi, pilih mana? Padang atau Tokyo? Terserah nasib saja! kalau ada garis harus ke Tokyo, ya siapkan headset dan buku bacaan ketika naik bis atau kereta, tapi kalau masih di Padang, nikmati sajalah gelegar musik meski di tengah terik matahari itu...